BOSAN DIKIT, NGGAK NGARUH

Rutinitas yang berulang 24/7 nggak jarang buat kita jadi sering ngerasa bosan. Rasa bosan ini super menyebalkan karena dia nggak ngenal waktu dan tempat untuk datang, dia akan datang sesukanya dan pergi semaunya. Eitss tapi tenang, rasa bosan ini nggak cuma menghampiri rakyat jelata seperti kita kok, karena dari survey yang dilakukan oleh Medical News Today, rata-rata orang dewasa di AS mengalami kebosanan 131 hari dari 365 hari dalam setahun, dan itu bukan durasi yang sebentar, kalau dikonversi ke pengerjaan skripsi itu bisa kepake buat puluhan kali bimbingan dan revisi sama dosbing tercinta T_T.

Pernah kepikiran nggak WIR, gimana sih reaksi otak kita ketika tubuh ngasi isyarat kalau dia lagi bosan? Sebuah penelitian dilakukan di Washington State University Pullman, dengan alat yang dinamakan electroencephalogram (EEG) untuk mengukur aktivitas otak para peserta. Selama tes EEG ini berlangsung, para peneliti menugaskan para peserta yang merasa bosan untuk mengubah 8 kubus virtual pada layar komputer, dengan durasi selama 10 menit peserta menggunakan topi EEG untuk mengukur reaksi otak saat melakukan tugas yang dianggap membosankan.

Wait, biar ada gambaran topi EEG itu gini ya WIR

Hasil dari uji coba ini menggambarkan sebuah “peta” gelombang otak yang menunjukkan aktivitas pada area frontal kanan dan frontal kiri otak ketika manusia merasa bosan. Otak bagian frontal kiri punya peran krusial terkait spontanitas, kemampuan berbahasa, bersosialisasi, menyelesaikan masalah, dan mengingat. Peserta yang memberikan respon sikap positif pada tugas yang dianggap membosankan membuat bagian frontal kiri ini jadi lebih aktif. Kesimpulannya adalah ketika dilanda rasa bosan dan kita langsung meresponnya dengan rasa kesal dan marah akan membuat aktivitas di area frontal kanan lebih aktif, yang berujung pada demotivasi, sebaliknya jika kita merasa bosan adalah hal yang wajar dan mencoba meresponnya dengan positif akan mengaktifkan bagian frontal kiri yang justru dapat memicu kreativitas.

Jadi mengelola rasa bosan ini tergantung bagaimana diri kamu sebagai pemegang kendali, singkatnya gini “lu punya tubuh, lu punya kuasa”.

Rasa bosan ini hal yang wajar banget kok, jadi nggak perlu ngerasa nggak nyaman ketika si bosan ini ngehampirin sesekali, mungkin ya dia datengin kamu karena lagi bosan aja, ckck. WKWKWK bersyanda, bersyandaaa. Selama ini stereotipe kita terhadap rasa bosanlah yang keliru, kebanyakan dari kita memandang rasa bosan sebagai hal negatif. Jadi coba kita ubah cara pandang kita terhadap rasa bosan ini yuk WIR.


Seni Mengelola Rasa Bosan

Sebenarnya apa aja sih penyebab kemunculan beliau ini, berikut beberapa yang sudah author rangkum dari kehidupannya sebagai ordinary human sekaligus tips mengatasinya

1.       Kerjaan atau aktivitas yang monoton

Aktivitas yang berulang dan gitu-gitu aja, tentu jadi penyebab utama dari kemunculan si rasa bosan ini, dari bangun tidur sampai akhirnya tidur lagi dari senin sampai ketemu senin lagi. Nggak jarang kan situasi ini buat kita merasa jadi ikan mati yang kebawa arus, ya udah gitu pasrah aja kemana kehidupan ini akan membawa kita, lama-lama kita akan dikerokoti sama rasa bosan dan jadi demotivasi atau nggak punya gairah untuk menjalani hari esok. Cara yang author lakukan ketika pernah terjebak dalam situasi ini adalah mengubah situasinya, nggak perlu mikir ribet-ribet, sesimpel kalian nambahin satu aktivitas baru sebagai selingan di dalam satu pekan, contohnya berolahraga, journaling, atau ngelakuin hobi kalian. Selain itu kalian bisa mencoba mengganti layout untuk objek yang kalian lihat setiap harinya, semisal menata meja belajar atau meja kerja, tambahin foto bias sebagai pemanis juga oke banget <3


2.       Emotional awarness yang rendah

Artinya kita kurang peka dengan apa yang dirasakan oleh diri sendiri, situasi kita kesulitan mendeskripsikan perasaan kurang nyaman yang sedang dialami, yang akhirnya ngebuat kita jadi ngerasa bosan dan hampa. Menurut author jika mengambil sampel dari kehidupan sehari-hari, kebanyakan yang mengalaminya adalah laki-laki ketimbang perempuan. Hal ini disebabkan adanya istilah toxic masculinity, singkatnya istilah psikologi ini meyakini bahwa adanya stereotipe di masyarakat bahwa laki-laki nggak boleh lemah, nggak boleh sedih, harus kuat, akhirnya banyak nih cowo yang merasa gengsi untuk mengungkapkan perasaannya yang sedang tidak baik-baik saja, sebenarnya ini hal yang salah, karena rasa sedih itu wajar dirasakan siapa aja sebagai manusia, tanpa pandang gender. Jadi mulai sekarang belajar untuk meluapkan apa yang dirasakan ke orang yang kamu percaya yaa <3

 

3.       Tidak memiliki tujuan

Sejak kecil kita seolah diwajibkan nih yang namanya punya cita-cita, yang cenderung berubah-ubah seiring berjalannya waktu. Semakin dewasa cita-cita keren yang mulanya mau jadi dokter, astronot, pengusaha, ibu kos 60 pintu berujung pengen jadi kucing aja T_T. Salah faktor yang memicu kedatangan si rasa bosan adalah tidak adanya tujuan jangka panjang kita sebagai manusia, penyebab hidup jadi berasa gini-gini aja, yaa bisa jadi karena kita terlampau pasrah tanpa target apapun. Dengan punya tujuan kita jadi punya semangat untuk mencapai tujuan itu, kita jadi banyak berkenalan dengan hal baru, kita jadi excited sama hari esok. Jadi, coba deh tetapkan satu tujuan jangka panjang kamu, contohnya author pengen di masa depan punya buku yang bisa rilis dan terpajang di rak best seller Gramedia, artinya sekarang author kudu banyak trial and error tulisan-tulisannya dan tentu harus banyak baca buku apapun untuk mencapai target itu (sebut 1 untuk mengaminkan). Nah coba terapin hal serupa deh, akan lebih baik kalau tujuan itu adalah passion kamu, supaya kamu jadi lebih passionate ngejalaninnya.


4.       Kurangnya rasa syukur

Hidup yang rasanya meaningless dan membosankan juga bisa disebabkan karena kurangnya rasa bersyukur, rasa syukur ini sejalan dengan bagaimana cara kita memandang hidup dan aktivitas kita. Di saat kita bosan dengan rutinitas pekerjaan, ada banyak orang di luar sana yang masih terseok-seok mencari pekerjaan, di saat kita bosan dengan dunia perkuliahan ada mereka yang sebenarnya ingin sekali merasakan bangku kuliah namun masih terkendala dengan berbagai hal. Jadi coba deh merubah cara pandang kamu dalam hidup, coba cari alasan-alasan untuk terus bersyukur atas setiap pemberian Tuhan yang tak pernah terukur agar hidup jadi lebih meaningful <3.

 

Secara garis besar itu hal-hal yang umumnya bisa memicu kedatangan pasukan rasa bosan ya WIR, tapi kita harus percaya bahwa rasa bosan bukan hal yang negatif, semua tergantung bagaimana cara tubuh kita mengontrol rasa bosan ini, intinya rasa bosan ini nggak bisa dihilangkan, yang bisa kita lakukan adalah mengolanya dengan baik, enjoy the moment, kumpulin mood dengan ngelakuin hal-hal yang kamu suka, dan yang terpenting jangan sebel dan marah sama si rasa bosan ini, kalau kamu ngerasa udah ngelakuin tips yang author bagiin dan masih ngerasa bosan, coba deh ngobrol ke orang yang kamu percaya, hal ini terkait dengan masalah keterbukaan diri terhadap apa yang dirasakan, karena terkadang kita butuh seseorang sebagai trigger untuk menyadarkan ada hal yang salah dalam diri kita. Intinya belajar untuk jujur sama diri sendiri ya, dan ingat kalau rasa sedih, marah dan kesal adalah bagian yang tidak terlepaskan dari diri kita sebagai manusia. 


Sekiann dari author, semoga tulisan singkat ini bisa membantu kamu dalam mengelola rasa bosan kamu kedepannya.

Terimakasih sudah berkenan baca, semoga harimu menyenangkan ðŸŒ»


With love,

Author

 

Note :

Kali aja ada yang belum tau nih WIR itu apaan sih?, WIR itu singkatan dari warga indonesia raya ya mentemen wkwkw.

 

Special thanks for my supportive BF, because he's inspired me to wrote this topic wkwkwk <3



Komentar

Postingan Populer