SENI MENGHADAPI MANUSIA-MANUSIA MENYEBALKAN
Sebagai ciptaan Tuhan yang
berlabel makhluk sosial, mau tidak mau, suka tidak suka, baik disengaja maupun
tidak, kita akan terus menerus bertemu banyak manusia dengan beragam karakter
dan isi kepalanya. Tanpa disadari berhubungan dengan manusia lain adalah salah
satu tantangan yang akan dijalani seorang anak manusia sepanjang hidupnya. Berbagai
relasi dengan manusia baik dalam konteks keluarga, sahabat, teman sekolah,
teman kerja, teman satu lingkungan rumah, dan masih banyak sekali bentuk-bentuk
motif hubungan antar manusia yang tercipta. Tak jarang muncul masalah-masalah dari
yang sifatnya sepele hingga fatal hingga sebuah lingkaran tersebut menjadi tak
utuh lagi. IYAP!, berhubungan dengan banyak manusia memang rumit dan melelahkan
apalagi semakin beranjak dewasa permasalahan hidup akan semakin kompleks.
Tulisan ini lahir ketika author merasa kelelahan dengan berbagai jenis relasi dalam hidup yang sebenarnya baru menginjak 23 Tahun. Sampai di titik ia melakukan pelarian diri sejenak dari kehidupan nyata untuk beberapa saat demi fokus pada diri sendiri. Di masa itu ia merenungi banyak hal seperti:
- Kenapa ya aku nggak bisa menyenangkan semua orang?
- Kenapa ya sabarku jadi membuat orang-orang bersikap seenaknya kepadaku?
- Kenapa ya sikap baikku malah dibalas dengan hal yang tidak menyenangkan?
Author percaya bahwa bukan hanya dirinya sendiri yang mengalami segelintir kegelisahan ini. Jadi ia berharap, tulisan ini bisa membantu meredam isi kepalamu yang juga berisik karena 3 pertanyaan serupa di atas.
“Perasaan kesal, sedih, marah
yang membuat sesak isi kepala karena dikelilingi orang-orang menyebalkan”
Setelah direnungkan kembali
orang-orang menyebalkan ini sebenarnya tidak memiliki sedikitpun pengaruh
terhadap kebahagiaan kita, jadi sudah seharusnya kita tidak terganggu dengan
orang-orang menyebalkan.
Pernah dengar istilah stoisisme?,
stoisisme ini mengajarkan kita untuk bagaimana mengendalikan diri,
bagaimana kita tetap berfikir secara rasional untuk terbebas dari kekhawatiran
akan berbagai hal yang belum tentu terjadi. Stoisisme ini bagus bangettt digunakan
sebagai senjata untuk menghadapi orang-orang menyebalkan, karena Stoisisme
mengajarkan kita untuk tidak terganggu oleh orang yang menyebalkan dengan cara
tidak memberi kuasa pada orang lain untuk membuat kita merasa terganggu akan
perlakuannya, artinya ketika kita merasa terganggu, maka saat itulah kita
mengizinkan mereka mengganggu kita dengan sikap menyebalkannya.
Get the point?
“Kita tidak bisa mengendalikan sikap orang lain terhadap diri kita, tetapi kitalah yang memegang kendali penuh untuk kemudian bagaimana memberikan respon atas sikap mereka”
Duluu nih sebelum kenal stoisisme,
cara menghadapi orang yang menyebalkan bagi author adalah meminta maaf, mengemis
maaf pada mereka yang justru berbuat kesalahan demi menjaga hubungan baik dalam
pertemanan. Pertanyaannya kenapa saat itu ia menjadi seorang people pleaser?
karena ia berusaha menjadi sosok yang bisa menyenangkan semua orang. Seiring
berjalannya waktu ia sadar sikap inilah yang menjadikan banyak orang di sekelilingnya
yang mulai bersikap semaunya dan seenaknya. Setelah ia merasa kewalahan karena
pada akhirnya bagaimanapun ia harus menjaga dirinya agar tetap waras, ia mencoba
memfilter hal-hal yang bisa dikendalikan dan hal yang tidak bisa
dikendalikannya.
Bersikap baik = Dalam kendali saya,
karena saya bisa memilih untuk berbuat baik atau sebaliknya
Balasan atas sikap baik tsb = Di
luar kendali saya
“Sudah seharusnya saya berbahagia
telah memilih menjadi baik dan memedulikan orang lain, dan tidak seharusnya
saya mengganti rasa bahagia tersebut dengan kesal atau sedih ketika kebaikan
tersebut tidak berbalas”
Hal ini juga berlaku ketika kita disakiti
atau menerima penghinaan dari orang lain. Respon alamiah kebanyakan manusia
saat itu akan meluap-luap karena tidak terima bukan?, padahal jika difikir
kembali tujuan seseorang menghina atau menyakiti adalah agar kita tersakiti dan
ketika kita memberikan respon dengan membela diri dengan berteriak atau marah
secara impulsif saat itulah tujuannya tercapai. Namun jika kita berusaha tenang
dan diam, maka tujuannya menyakiti kita tidak akan terealisasi dan sebaliknya
ia akan merasa kesal dengan sikap tenang dan diam kita. Ada satu filosofi yang
digambarkan di dalam buku Filosofi Teras karya Levina Lesmana, bahwa sebuah
lukisan yang dihina oleh pengunjung berulang kali tidak akan berkurang nilainya
sedikitpun, justru dari situasi ini pengunjung tersebutlah yang sedang menghinakan
dirinya sendiri dengan menunjukkan nilai dari dirinya yang tidak mampu menghargai
karya orang lain dan berkomentar dengan cara yang baik.
Menghina = Kendali orang lain
Merasa terhina = Kendalinya ada
di tangan kita
Pentingnya memiliki boundaries
Salah satu cara ampuh mengatasi
orang-orang menyebalkan adalah dengan memiliki boundaries (batasan). Jika
diibaratkan sebuah rumah, ada orang-orang yang hanya kita perbolehkan berkunjung
di teras rumah, ada mereka yang kita persilahkan
masuk ke ruang tamu, namun tidak semua orang kita bolehkan masuk ke dalam kamar
kita. Batasan ini boleh banget kita berikan ke siapapun bahkan ke orang tua
kita. Hah egois banget?, pastinyaa ada kan yang berfikiran batasan ini membuat
kita terlihat berlebihan. Sebaliknya, batasan ini ada sebagai bentuk kasih
sayang kita terhadap diri sendiri akan berbagai hal yang berada di luar kendali
kita. Ada keputusan-keputusan dalam hidup yang tidak seharusnya dalam kendali orang
lain. Mengatur batasan ini juga cara ampuh untuk mengatasi rasa enggak enakan
yang terkadang membuat orang lain seenaknya terhadap diri kita. Sulit pada awalnya
untuk menjelaskan pada orang lain batasan yang kita miliki, namun percayalah ini
adalah bentuk cinta pada diri sendiri tanpa melukai orang lain. Siapapun berhak
memiliki batasan penuh atas dirinya sebagai manusia termasuk kamu <3. Contoh
simpelnya nih kamu dimintain tolong temen kamu untuk ngerjain pr dia, padahal
kamu juga sedang struggle dengan pr kamu sendiri, dulunya karena kamu ngerasa
ngga enakan kamu mengiyakan, bahkan rela menyisihkan pr kamu untuk kemudian menolong
si teman kamu itu, padahal di situasi ini jelas kamu sedang berbuat jahat pada dirimu
sendiri. Contoh lainnya ketika kamu memilih jurusan pendidikan yang akan kamu
tempuh, kebanyakan orang tua akan mendikte anaknya untuk mengikuti standar
kesuksesan baginya, padahal belum tentu si anak akan enjoy menjalani pilihan
tersebut, kenyataannya banyak mahasiswa yang resign di tengah jalan karena
kewalahan menjalani hal yang tidak disukainya. Dan masih banyak lagi contoh di
sekitar kita, jadi yuk mulai sekarang kita menciptakan batasan dengan bijaksana
dan sebaik-baiknya.
Overthinking Kills Your
Happiness
Orang-orang yang kita anggap
menyebalkan bisa saja sebenarnya tidak berniat untuk melakukan hal yang buruk. Semisal
ketika kita menyapa orang lain dengan tersenyum dan tidak dibalas dengan tersenyum
juga atau malah buang muka, bisa saja ada faktor lain seperti ia sedang tidak
dalam mood yang baik, atau isi kepalanya sedang berisik, atau ya bisa saja dia
baru berdebat dengan kerabat atau koleganya. Namun karena overthinking
kita menjadi gelisah atau sedih dengan hal ini.
Reaksi kita terhadap hal yang
kita anggap negatif, bisa jadi lebih buruk dari hal yang kita anggap negatif
itu sendiri. Hal yang bisa kita lakukan adalah jangan menilai dari satu sudut
pandang saja. Terkait hal ini ada istilah yang dinamakan hot & cold emphaty
gap, berhubung topik ini menarik jadii akan dibahas khusus di edisi selanjutnyaa
yaaa, kalo rame lanjut part 2 <3
Sederhananya, ketika kita terjebak
dalam situasi yang seperti ini, coba deh kita berfikir dari sudut pandang orang
lain, “ooh mungkin dia lagi ada masalah kali ya” atau “hmm mungkin dia sedang
tidak enak badan” dan masihh banyak sekali cara menenangkan diri dengan memikirkan
kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa terjadi dan diterima diri untuk tidak
merasa kesal.
Mengenal metode STAR dalam
filosofi teras
STOP, THINK & ASSESS AND RESPOND
Stop
Pada tahap ini,
kita belajar untuk membiasakan diri berhenti sejenak untuk tidak larut dalam
emosi negatif yang muncul.
Ketika menerima hal yang tidak menyenangkan, secara alamiah rasanya ada emosi yang mendidih dan ingin diluapkan, namun tahap stop mengajarkan kita untuk memberi jeda untuk diam sejenak, jika kita pernah mendengar ajaran orang dahulu untuk menghitung 1-10 di dalam hati ketika emosi memuncak, sederhananya metode ini pun demikian.
Think & Assess
Ketika emosi kita sudah mereda di tahap stop, maka di tahap ini kita akan menilai emosi tersebut secara objektif dan rasional, bagaimana kita mengendalikan mana hal yang bisa kendalikan dan tidak, mana hal yang sekiranya fakta atau hanya dugaan kita saja.
Respond
Setelah semua
tahapan sebelumnya kita lewati dengan baik, barulah kita masuk ke dalam tahap respond.
Bagaimana kita memberikan respon yang baik bagi orang lain maupun diri kita
sendiri.
Well, sampai disini kita coba jawab lagi ya temen-temen 3 pertanyaan di awal:
Kenapa
ya aku nggak bisa menyenangkan semua orang?
Jawaban: Sekeras apapun kamu berusaha, kamu nggak akan pernah bisa menyenangkan semua orang, bahagia orang lain bukan tanggung jawab kamu, dan sebaliknya bahagiamu juga bukan tanggung jawab orang lain.
Kenapa ya sabarku jadi membuat orang-orang bersikap seenaknya kepadaku?
Jawaban: Karena sebenarnya kamu salah mengartikan konteks sabar disini, sabar bukan berarti kamu menjadikan dirimu seorang people pleaser, dengan menjadi people pleaser kamu membuka ruang untuk orang lain bersikap semaunya terhadap kamu. So try to set up your boundaries yuppp <3
Kenapa ya sikap baikku malah dibalas dengan hal yang tidak menyenangkan?
Jawaban: Hal ini tidak perlu kamu khawatirkan ya, sudah seharusnya kamu berbahagia dengan memilih menjadi baik, its cool to be kind, right?. Bagaimana orang lain bersikap kepadamu bukan di dalam kendali kamu, jadi sudah, tidak usah jadi bahan overthinking yaa
Aaaakk ga kerasaa cukup panjang
ya ocehan author kali iniii, sebenarnya masih banyaak sekali yang bisa dijabarkan
disinii tapi kayaknya kalian juga akan bosen kalau bahasannya terlalu kompleks
jadii sekian duluu yaakk, semoga bermanfaat dan sedikit menenangkan kalian yang
sedang relate dengan topic ini, ntar kalau ramee kita lanjut part 2 wkwkw
Terimakasihh sudah berkenan mampirr
semoga weekend kalian
menyenangkannn!
Lupp banyak banyaakk dari author
<3
Komentar
Posting Komentar